Minggu, 27 September 2009

PENGALAMAN PRIBADI

PENGALAMAN PRIBADI SAAT LIBURAN

Pada malam takbiran saya ikut melaksanakan takbiran kami sangat senang karena bisa menyambut idul fitri dngan acara takbiran bersama, pada malam itu kami sibuk menyiapkan obor, lampu pelita yang terbuat dari botol yang kemudian kami beri sumbu serta diberi minyak tanah sehingga pelita tersebut bersinar kemudian kami merangkainya disetiap jalan.
Setelah itu kami mengambil obor dan takbiran dari mushallah mengelilingi desa sambil melantunkan lagu-lagu islam serta membaca ayat-ayat alquran yang di iringi oleh alat musik rebana kemudian kami juga mengiringi perjalanan dengan kembang api serta teriakan ALLAHUAKBAR
Malam itu sangat mengembirakan karena itu merupakan mala-malam yang di tunggu-tunggu oleh umat muslim dan malam itu juga merupakan malam terakhir bulan Ramadhan.
Itulh pengalaman saya, mengenai seni yang sangat berperan penting pada saat acara-acara agama serta merupakan adat istiadat di desa, dan hal-hal ini suda dilakukan selama bertahun- tahun.

Jumat, 18 September 2009

KEBENCIAN MALAYSIA TERHADAP ORANG INDONESIA

Sudah beberapa minggu ini, kuping gue selalu diributkan mengenai keributan dan ketegangan yang ditimbulkan dari orang Malaysia dan Indonesia. Mulai dari pencaplokan lagu-lagu dan kesenian daerah, sampai dengan propaganda pihak-pihak di luar sana yang bertujuan untuk menyulut pertikaian antara dua negara.

Sebenarnya ada apa dengan kedua negara ini? Dan apa yang ada di dalam pikiran masyarakatnya? Gue yakin sangat, bahwa semua ini adalah perbuatan beberapa pihak yang memang menginginkan adanya perpecahan antara dua negara ini. Kenapa? Banyak aksi propaganda yang dilancarkan untuk menambah kebencian kita (orang Indo) terhadap orang Malaysia.

Untuk gue, ini seharusnya menjadi suatu event untuk saling mengaca terhadap diri sendiri (sekaligus negara sendiri). Gue sebagai orang Indonesia memang agak sedih melihat adanya usaha pihak Malaysia yang berupaya untuk mengambil / meng-hak miliki kebudayaan Indonesia. Reog ponorogo dan angklung salah satunya. Tapi kenapa baru sekarang-sekarang ini kita marah? Kenapa tidak dari dulu kita berjuang mati-mati an mempertahankan kebudayaan kita sendiri? Generasi muda kita lebih terlena dengan alunan musik elektronik dibandingkan ‘di nina-bobokan’ oleh angklung! Kita semua lebih menyenangi tarian erotis dibandingkan tarian reog yang lebih bernilai sakral.

Aneh memang! Kita baru berkoar-koar benci Malaysia sekarang. Tapi lihat apa yang ada disekeliling kita? Kita begitu menyenangi untuk berjalan-jalan di mal-mal besar di KL! Kalau memang kita membenci mereka harusnya dari dulu kita sudah memboikot sikap terhadap Malaysia.

Memang ada indikasi rasialis di negara Malaysia itu sendiri. Hal itu diungkapkan salah seorang teman gue yang kebetulan dia sedang bertugas disana. Tapi disini seharusnya orang Malaysia harus berkaca! Malaysia bisa dibilang tidak bisa dilepaskan dari Indonesia, dulu banyak sekali pertukaran pelajar antara Indonesia dan Malaysia. Dan sejarah sukses Malaysia juga tidak lepas dari pembangunan di Indonesia!

Yap, gue memang mencoba untuk bersikap netral buat semua ini. Tapi kalaupun memang terjadi pertikaian antara Malaysia dan Indonesia, ini berarti kemunduran untuk Malaysia dan semakin terpuruknya citra Indonesia di mata dunia dan rakyatnya sendiri.

Post ini bukan artinya gue bukan seorang yang tidak mempunyai rasa nasionalisme. Tapi rasa nasionalisme untuk memerangi dan mencoba mempengaruhi orang lain untuk membenci negara lain itu adalah SAMPAH !!

Ada baiknya kita menyimpan semua energi kemarahan kita untuk mencoba berpikir, ada apa dengan negara kita? Ada apa dengan tata atur negara kita? Siapa yang harus disalahkan karena Indonesia hanya bisa jadi bahan olok-olokan? Bagaimana dengan pendidikan negara kita sekarang? Apa kita semua sudah memikirkan hal itu semua? Simpan energi kita untuk membangun negara! Bukan untuk berperang